Tarian caci kabupaten manggarai.


atraksi tarian caci


Tarian adat NTT yang khas adalah Tari Caci. Sangat heroik dan menegangkan merupakan taradisi Manggarai. Tari Caci atau tari perang Ini juga sampai sekarang masih dipertahankan oleh para kaum muda Manggarai, ini terlihat dari Mahasiswa Manggarai, Flores, Nusa Teng- gara Timur (NTT) menampilkan Tarian Caci di Lapagam SADAR beberapa bulan lalu. Dikatakan heroik karena tarian tradisional ini hampir selalu merupakan pertarungan berdarah.
Di daerah asal, Manggarai (sebuah kabupaten di bagian barat Pulau Flores, NTT), caci merupakan pertarungan antara dua orang pria, satu lawan satu, secara bergantian. Dalam caci ada pihak yang memukul (paki) lawannya dengan menggunakan larik (pecut) atau tali terbuat dari kulit kerbau yang sudah kering dan lawan yang dipukul menangkis (ta’ang) dengan menggunakan Nggiling (perisai, juga terbuat dari kulit kerbau) dan tereng/agang atau busur yang terbuat dari bambu. Memukul dilakukan secara bergantian.
Di sana tarian caci yang secara bebas diartikan menguji (ketangkasan) satu lawan satu, biasanya hanya dipentaskan dalam acara khusus, seperti upacara penti atau hang woja (syukuran hasil panen), penyambutan tamu kehormatan atau upacara-upacara adat lainnya, seperti paca wina (belis). Juga untuk memeriahkan pentahbisan imam dan sebagainya. Biasanya, pertarungan caci dilakukan antar desa/kampung. Bagi orang Manggarai, pementasan caci merupakan pesta besar dimana desa penyelenggara memotong kerbau beberapa ekor untuk makanan para peserta atau siapa pun yang me- nyaksikan caci, secara gratis.
Caci mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan. Namun dalam caci, keperkasaan tidak harus dilakoni lewat kekerasan namun juga lewat kelembutan yang ditunjukkan dalam gerakan-gerakan yang bernuansa seni. Tarian Caci diiringi bunyi gendang dan gong serta nyanyian para pendukungnya.
Pihak yang memukul tidak harus mendapat giliran menangkis. Posisinya bisa diganti orang lain. Pihak lawan biasanya tak memprotes. Di sini terlihat aspek lain yakni kerelaan untuk berkorban. Semuanya dihayati dalam suasana penuh kekeluargaan dan kebersamaan.
Bagian badan yang boleh dipukuli meliputi bagian pusar ke atas hingga wajah. Seorang penari caci dinyatakan kalah bila pukulan larik mengenai bagian wajah hingga luka atau berdarah. Jika ini terjadi maka penari bersangkutan harus diberhentikan.
Dalam pertarungan caci kemarin, beberapa peserta tampak terluka hingga berdarah di bagian lengan dan punggung. Namun, luka karena Caci bagi orang Manggarai merupakan kebanggaan seumur hidup dan sebuah fenomena tanpa rasa
dendam

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Seni Budaya Indonesia © 2011 | Template by Blogger Templates Gallery collaboration with Life2Work