Kesenian Ondel-ondel Betawi

Seni Budaya - Kesenian Ondel-ondel Betawi



Siapa yang tidak kenal kesenian yang satu ini, sering sekali tayang dan di pertontonkan di layar TV atau media cetak lainnya khusussnya Jakarta pada acara acara seperti Ulang tahun Kota, Pernikahan dll. Kesenian Ondel Ondel itulah namanya Ciri-cirinya tinggi, besar, matanya melotot, melenggak-lenggok dengan iringan musik, bentuknya seperti boneka dan adanya di Jakarta. Hmm apa ya ituu? Yap itu adalah ondel-ondel. Ondel-ondel adalah salah satu kebudayaaan yang ada di Jakarta. Ketika kita mendengar kata ondel-ondel, maka pikiran kita langsung tertuju pada masyarakat suku Betawi.

Ondel-ondel tingginya sekitar 2,5 meter dan dibuat dengan bahan dasar bambu. Bagian dalamnya dibuat semacam pagar atau kurungan ayam supaya mudah dipikul orang yang membawanya. Boneka ini digerakan oleh seseorang yang masuk ke dalam. Wajah ondel-ondel ini bisa dibilang “menyeramkan” karena matanya besar-bulat melotot dan kepalanya dilapisi ijuk atau kertas-kertas warna-warni, sebagai rambut. Jika “manggung” ondel-ondel selalu dibawa sepasang: lelaki-perempuan. Ondel-ondel lelaki dan perempuan juga ada ciri khasnya lho. Kalo yang lelaki wajahnya berwarna merah tua sedangkan yang perempuan biasanya berwarna putih. Entah ada atau tidak hubungannya antara pewarnaan ini dengan warna bendera kita: merah-putih.


Sejarah Ondel-ondel

Ondel-ondel konon telah ada sebelum Islam tersebar di Jawa. Dulu fungsinya sebagai penolak bala atau semacam azimat. Saat itu, ondel-ondel dijadikan personifikasi leluhur penjaga kampung. Tujuannya untuk mengusir roh-roh halus yang bergentayangan mengganggu manusia. Oleh karena itu tidak heran kalau wujud ondel-ondel dahulu, menyeramkan. Gambar foto dari sejarawan Rushdy Hoesein yang dilansir dari milist Historia Indonesia membuktikan hal itu.

Seiring perjalanan waktu, fungsinya bergeser. Rushdy mengemukakan bahwa pada masa Ali Sadikin menjadi Gubernur DKI Jakarta (1966-1977), ondel-ondel menjelma menjadi seni pertunjukan rakyat yang menghibur. Biasanya disajikan dalam acara hajatan rakyat Betawi, penyambutan tamu kehormatan, dan penyemarak pesta rakyat. Di beberapa daerah di Nusantara, terdapat juga pertunjukan kesenian yang mirip ondel-ondel, seperti di Bali jenis kesenian yang mirip ondel-ondel ini disebut dengan Barong Landung dan di Jawa Tengah yang dikenal masyarakat sana dengan sebutan barongan buncis.


Barong Landung, Bali



Karena pada awalnya berfungsi sebagai personifikasi leluhur sebagai pelindung, maka bisa dikatakan bahwa ondel-ondel termasuk ke dalam salah satu bentuk teater tanpa tutur. “Ning-nang-ning-nung…” ondel-ondel beraksi diiringi musik yang khas. Musik pengiringnya sendiri tidak tentu. Bergantung rombongan masing-masing. Ada yang menggunakan tanjidor, yaitu kesenian orkes khas Betawi. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi. Dan ada juga yang menggunakan bende, ningnong, dan rebana ketimpring.


Tanjidor



Ondel-ondel sudah sangat identik dengan etnis Betawi. Mudah-mudahan ondel-ondel tetap lestari di tengah modernisasi kota megapolitan, Jakarta.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Seni Budaya Indonesia © 2011 | Template by Blogger Templates Gallery collaboration with Life2Work