Tantangan dalam Menjaga Kebudayaan Bangsa dan Meningkatkan Kepariwisataan Nasional

Tantangan dalam Menjaga Kebudayaan Bangsa dan Meningkatkan Kepariwisataan Nasional





Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan lapangan pekerjaan, mendorong pemerataan pembangunan nasional, dan tentu saja memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara berupa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).


Gambar 1 Ranking Devisa Indonesia

Ada beberapa tantangan dalam meningkatkan kepariwisataan Indonesia. Dan pada artikel ini akan dibahas tentang hubungan kepariwisataan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai keberagaman budaya. Bersama-sama menjaga kearifan lokal, meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan kekayaan dan warisan budaya sebagai upaya kita untuk meningkatnya kerja sama yang sinergis, membantu program pemerintah dalam meningkatkan kepariwisataan Indonesia.

Artikel ini merupakan rangkuman dari program rencana strategis Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 – 2014 yang saya review dengan bahasa yang lebih mudah di mengerti untuk dipublikasi di blog ini, selamat menikmati !

Ada beberapa tantangan yang saat ini harus segera kita sikapi bersama secara positip untuk menjaga kebudayaan bangsa dan meningkatkan potensi pariwsata lokal sebagai berikut :

1. Seringnya terjadi interaksi negatif antar-budaya/kelompok masyarakat tertentu, konflik antar-suku/etnis, efek negatif globalisasi dan maraknya aksi teror dapat memudarkan jati diri budaya bangsa.

Tantangan ke depan kita adalah memanfaatkan peran media untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai tradisi luhur seperti, cinta tanah air, nilai solidaritas sosial, dan keramahtamahan yang menjadi identitas budaya yang berfungsi sebagai perekat persatuan bangsa dalam segenap aspek kehidupan masyarakat.

Menyadarkan masyarakat bahwa keragaman seni-budaya dan tradisi telah menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kaya dengan berbagai bentuk ekspresi budaya tradisional, seperti seni rupa, seni pertunjukan, seni media, cerita rakyat, permainan tradisional, tekstil tradisional, pasar tradisional, dan upacara tradisional.

2. Keterbatasan sarana dan prasarana kesenian; menurunnya minat masyarakat dalam menonton kegiatan seni-budaya ; terjadinya pembajakan karya seni dan budaya dapat menghambat dan memudarkan potensi budaya lokal.

Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama meningkatkan kesadaran dan apresiasi berupa penghargaan berlebih terhadap karya seni dan budaya. Melindungi kekayaan potensi lokal, terutama karya seni dan budaya, baik yang bersifat individual maupun kolektif. Dan bersama-sama berkontribusi mengembangkan seni budaya dan tradisi dari generasi ke generasi.

3. Masih maraknya kasus pencurian benda cagar budaya dan situs; serta tidak terawatnya bangunan bersejarah. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya apresiasi, pemahaman, komitmen, dan kesadaran tentang arti pentingnya warisan budaya dengan berbagai kandungan nilai-nilai luhurnya.

Pemerintah perlu meningkatkan upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya sebagai sarana rekreasi, edukasi dan pengembangan kebudayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Warisan budaya harus dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi dan rekreasi yang dapat mengilhami berkembangnya industri budaya yang memiliki nilai ekonomi yang berkelanjutan.

4. Kurangnya sumber daya manusia yang bergerak di bidang pariwisata dan budaya. Belum optimalnya hasil penelitian dan pengembangan kebudayaan ; terbatasnya dukungan peraturan perundangan kebudayaan ; serta belum optimalnya kerjasama antarpihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.

Pemerintah harus mampu menggandeng semua pihak untuk meningkatkan kepariwisataan dan kebudayaan, meningkatkan kemampuan pengelolaan informasi pariwisata dengan memanfaatkan internet sebagai ajang promosi dan pemasaran.

Selain itu pemerintah juga harus meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan transportasi darat, laut, dan udara yang memadai serta kondisi keamanan yang kondusif sehingga wisatawan merasa nyaman dan aman berada di daerah wisata. Semakin banyak orang yang berwisata, maka dengan sendirinya sumber daya manusia yang bergerak di bidang pariwisata dan budaya akan meningkat.

5. Masih terbatasnya jumlah investasi di bidang pariwisata menunjukkan bahwa peran swasta dan masyarakat dalam pembangunan pariwisata masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi, situasi keamanan, dan kebijakan pemerintah yang belum mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Oleh karena itu, penciptaan iklim investasi yang kondusif di bidang pariwisata dalam rangka meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia perlu terus dilakukan.

Kesimpulan :

Dengan cara mengenali kelemahan-kelemahan dan tantangan dalam meningkatkan daya saing pariwisata, maka dapat diambil berbagai langkah koreksi yang diperlukan.

Upaya peningkatan daya saing pariwisata memerlukan kerjasama dan koordinasi yang harmonis dan konsisten, baik vertikal – antara pusat dengan daerah, maupun horizontal – antara pemerintah, swasta maupun masyarakat pada umumnya.

Dengan meningkatkan jati diri budaya lokal, berarti secara tidak langsung dapat meningkatkan kepariwisataan, dan demikian pun sebaliknya.

Menjaga kebudayaan bangsa berarti dapat mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

Sedangkan meningkatkan kepariwisataan berarti mewujudkan bangsa yang berkualitas dan berdaya-saing; memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap potensi pariwisata lokal.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Seni Budaya Indonesia © 2011 | Template by Blogger Templates Gallery collaboration with Life2Work