Marketplace of Creative Arts 4: Optimalkan Potensi Industri Kreatif

Menteri Pariwisata dan Ekonom Kreatif, Mari Elka Pangestu mendukung acara Marketplace of Creative  rts 4 yang diselenggarakan pada 14-15 April di Ciwalk, Bandung. “Acara ini merupakan sarana yang tepat   tuk mengoptimalkan potensi industri kreatif di Indonesia,” katanya mengawali sambutan pada pembukaan Marketplace of Creative Arts 4.

Indonesia memiliki banyak kekuatan bidang kreatif yang dapat dikembangkan sehingga memiliki nilai tambah ekonomi. ”Acara semacam ini diperlukan untuk pengembangan ekonomi kreatif karena disini para pelaku industri kreatif dapat memamerkan, memperagakan dan menjual hasil karya serta memperluas jaringannya untuk mengembangkan dan memasarkan produk kreatifnya,” lanjutnya lagi.

Marketplace of Creative Arts adalah ajang internasional yang memungkinkan pertemuan antara pelaku industri kreatif yang terdiri dari sekitar 40 peserta dari seluruh negara di Asia Tenggara ditambah Jepang dan India. Acara ini merupakan kegiatan tahunan yang telah diselenggarakan oleh World Islamic Economic Forum (WIEF) untuk keempat kalinya dan mengusung tema 'Design Nation: Carving Creative Spaces'. Kali ini Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah, memilih Bandung sebagai tempat penyelenggaraan Marketplace of Creative Arts 4. Pengunjung yang hadir dalam acara ini dapat mengikuti berbagai acara, antara lain konvoi seni, seminar bisnis seni, pemutaran film pendek dari Asia Tenggara, serta pertunjukan seni kolaborasi.

WIEF memiliki tiga misi yakni, menciptakan forum dialog yang bertujuan menumbuhkan bisnis bidang kreatif, membentuk jaringan kerjasama antarpelaku industri kreatif dengan pebisnis, serta memberdayakan anak muda dan perempuan dalam pengembangan industri kreatif. “Menurut saya, program ini memiliki pengaruh positif bagi keberlangsungan industri kreatif karena selain menciptakan forum dialog juga menciptakan jaringan baik antara pelaku industri kreatif maupun dengan kalangan pebisnis yang bergerak dalam bidang sejenis,” sambung Mari lagi.

Menparekraf menyatakan apresiasinya karena acara ini melibatkan pemuda dan perempuan. “Keterlibatan perempuan dalam industri kreatif memang perlu mendapat pengakuan,” ujar Mari sambil tersenyum seraya mengatakan bahwa 60-70% keputusan untuk melakukan transaksi apapun termasuk transaksi jual beli untuk bidang kreatif, seperti menonton film atau menikmati pertunjukan musik, berada di tangan perempuan. “Jadi, bisa dikatakan sentuhan perempuan sangat diperlukan dalam pengembangan industri kreatif,” lajutnya.
“Bahan baku utama ekonomi kreatif adalah warisan budaya. Sedangkan, penciptaan nilai tambah atas warisan budaya tersebut berkaitan dengan ide dan proses kreatif,” kata Mari Elka seraya memaparkan data bahwa industri kreatif memiliki sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi sebanyak 7,6%. Sementara di Amerika dan Singapura, industri kreatif memberi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi sebanyak 11% dan 5%.

Pekerjaaan kreatif tidak hanya memenuhi kebutuhan kesejahteraan tetapi juga kebahagiaan bagi pelakunya. “Pekerjaan kreatif merupakan jenis pekerjaan menyenangkan misalnya menari, menyanyi, merancang interior dan lain-lain," tambah Mari lagi.

Mari Elka juga memberikan apresiasi kepada pemerintah Kota Bandung dan Jawa Barat yang secara konsisten mengembangkan industri kreatif dalam beberapa tahun terakhir. “Jawa Barat merupakan satu-satunya propinsi yang telah membentuk komite pengembangan ekonomi kreatif. Keseriusan Pemerintah Daerah Jawa Barat dalam mengembangan industri kreatif dibuktikan dengan dilakukannya proses identifikasi produk unggulan kreatif pada setiap daerahnya,” kata Mari lagi. Langkah pemerintah daerah Jawa Barat ini juga dapat dijadikan contoh bagi pengembangan industri kreatif di kota lain.

Bandung sudah lama dikenal sebagai kota kreatif. Menurut Mari, pemilihan Bandung sebagai tempat berlangsungnya Marketplace of Creative Arts sebagai ajang pertemuan pelaku industri kreatif dari berbagai negara sudah tepat.

Menparekraf mengatakan,pihaknya optimis industri ekonomi kreatif bisa terus berkembang karena industri kreatif berbasis ide yang dihasilkan manusia tidak mengenal kata berhenti untuk berkembang. “Salam kreatif untuk kita semua,” tutup Mari.(Puskompublik)

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Seni Budaya Indonesia © 2011 | Template by Blogger Templates Gallery collaboration with Life2Work