Rayakan Hari Tari Sedunia, Warga Solo Menari di Jalan

Seni Tari dan Budaya : Hari Tari Sedunia, Warga Solo Menari di Jalan
Warga Solo merayakan Hari Tari Sedunia dengan menari di jalanan, Senin (29/4). (VOA/Yudha Satriawan)
SOLO — Jalanan sepanjang 2 kilometer menjadi panggung terbuka ribuan warga Solo yang merayakan Hari Tari Sedunia, Senin (29/4). Anak-anak dari sanggar tari, pelajar remaja, hingga orang tua, pedagang pasar, turis sampai Wakil Walikota Solo ikut membaur menjadi satu menari di Jl. Jend. Sudirman, diiringi alunan musik gamelan.

“Seni tari harus kita lestarikan. Ternyata menari itu membuat perasaan menjadi senang dan tenang. Saya tadi ikut menari rasanya senang sekali,” ujar Wakil Walikota Solo Ahmad Purnomo.

Ketua penyelenggara Sri Rochana mengatakan perayaan tersebut melibatkan 3.500 penari dari 134 kelompok seni dan sanggar tari. Menurut Rochana, lokasi menari berada di jalan protokol Jenderal Sudirman, pusat perbelanjaan, Bandar Udara Adi Sumarmo, kampus Institus Seni Indonesia (ISI) Solo, dan sebagainya.

“Untuk yang 24 jam menari nonstop digelar di kampus ISI Solo, sedangkan di tempat lainnya seperti mal mulai pagi hingga sore, di jalan protokol siang hingga sore, dan di Bandara Adi Sumarmo Solo. Puncak acara World Dance Day 2013 di Surakarta dilakukan di jalan protokol Jenderal Sudirman, ada 400an anak-anak menari mendampingi Wakil Walikota dan Muspida Solo yang ikut menari memakai kostum wayang,” ujar Rochana.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kota Solo, Widdi Srihanto mengungkapkan acara tahunan yang melibatkan ribuan warga ini akan memperkuat citra Solo sebagai kota seni tari. Secara bergiliran, sekitar 134 sanggar tari akan menampilkan sajian tari tradisional dan kontemporer selama 24 jam nonstop, ujarnya.

“Pelaksanaan acara ini sudah memasuki tahun ketujuh. Awalnya dilakukan oleh Kampus ISI Solo, kemudian sekarang kita branding bersama, kerja sama dengan pemkot Solo menjadikan Solo sebagai kota budaya. Salah satu produknya budaya yang dikembangkan yaitu seni tari,”ujarnya.

“Solo harus bisa menjadi ibukota tari. Selama ini Solo dikenal sebagai kota batik, kota musik keroncong, nah ini yang baru yaitu Solo sebagai kota seni tari. Segala macam tari yang berkembang di kota Solo ini ditampilkan dalam World Dance Day 2013 ini.” 

Pada tahun lalu, perayaan Hari Tari Sedunia di Solo menampilkan tari kolosal di atas ratusan becak yang berlokasi di sepanjang Jl. Slamet Riyadi.

Sumber :http://www.voaindonesia.com/content/rayakan-hari-tari-sedunia-warga-solo-menari-di-jalan/1650689.html
READ MORE - Rayakan Hari Tari Sedunia, Warga Solo Menari di Jalan

Ternyata Ada Hari Tari Sedunia

Seni Tari dan Budaya :  Ternyata Ada Hari Tari Sedunia


DENPASAR, Barangkali, tak banyak dari kita yang tahu bahwa ternyata seni tari memiliki hari besar yang diperingati sebagai Hari Tari Sedunia. Nah, Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar sebuah kegiatan secara spontanitas yang dikemas untuk memperingati Hari Tari Sedunia (World Dance Day), 29 April 2013.

Pembantu Dekan III FSP ISI Denpasar Dr Ni Luh Sustiawati, M Pd mengatakan bahwa kegiatan yang akan berlangsung sejak sore hingga tengah malam itu diisi dengan berbagai garapan tari oleh para mahasiswa yang mendalami seni tari dan tabuh.

Ia mengatakan pementasan tersebut antara lain menyajikan garapan hasil kelas koreografi V mahasiswa jurusan tari semester VI serta garapan mahasiswa tari dengan tema lingkungan.

Garapan tari dimulai dari Taman Budaya Denpasar menuju Kampus ISI Denpasar mulai pukul 14.00-18.00 wita.

Dilanjutkan dengan kegiatan di areal Kampus ISI Denpasar mulai pukul 19.30-21.00 wita yakni kolaborasi garapan musik para mahasiswa Program Studi Sendratasik ISI Denpasar.

Luh Sustiawati menjelaskan puncak peringatan Hari Tari Sedunia digelar pementasan di panggung terbuka ISI Denpasar mulai pukul 21.00 hingga tengah malam.

Kegiatan tersebut, antara lain dimeriahkan dengan dengan tari legong masal, tari baris tunggal masal, tari topeng keras, tari topeng dalem dua versi, dan "social dance" yang diiringi penabuh dari mahasiswa dan dosen Jurusan Karawitan ISI Denpasar.

Pelaksanaan peringatan Hari Tari Sedunia itu dimotori oleh Rektor ISI Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha, S SKar MHum.

Ia manyambut baik dan mendukung rangkaian kegiatan tersebut. Rangkaian kegiatan dinilai sangat penting bagi generasi muda untuk membangkitkan potensi budaya dan tari tradisi.

Dengan demikian diharapkan mampu melahirkan komitmen, kesetiaan, kreativitas, pengelolaan yang tangguh, loyalitas dan tidak gampang menyerah.

Kegiatan tersebut sekaligus menunjukkan keunggulan tari, kreativitas, dan percaya diri penari ISI Denpasar dalam memperkaya khasanah tari.

"Untuk itu kami mengundang masyarakat untuk dapat menyaksikan karya anak didik kami di ISI Denpasar" ujar Dr Arya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan I Ketut Garwa, SSn MSn yang secara teknis merancang kegiatan tersebut menjelaskan, memperingati Hari Tari Sedunia hingga tengah malam, tidak akan mengurangi aktivitas roda akademik di lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.

Upaya tersebut diharapkan mampu memberikan ruang fokus kepada mahasiswa akhir yang akan mengadakan ujian tugas akhir pada pertengaham Mei mendatang.

Selain itu, FSP juga disibukkan dengan latihan untuk persiapan pementasan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2013, karena ISI Denpasar kembali mendapat kepercayaan untuk menampilkan oratorium di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tanpa mengurangi makna perayaan Hari Tari Sedunia, pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi juga dapat terlaksana secara dengan seimbang, ujar I Ketut Garwa.

Sumber : http://www.voaindonesia.com/content/rayakan-hari-tari-sedunia-warga-solo-menari-di-jalan/1650689.html

READ MORE - Ternyata Ada Hari Tari Sedunia

Sejarah Tarian Serimpi

Sejarah Tarian Serimpi
Tari-tarian Daerah Jawa Tengah
Tari Serimpi



Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan.
Tarian Serimpi adalah suatu jenis tarian yang diperagakan 4 putri ini masing-masing mendapat sebutan : air, api, angin dan bumi/tanah, yang selain melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru mata angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi empat yang melambangkan tiang Pendopo.

Suatu jenis tari klasik Keraton yang selalu ditarikan oleh 4 penari, karena kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang ¾ hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi.

Konon, kemunculan tari Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Tarian ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta sultan.

Pada 1775 Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Perpecahan ini juga berimbas pada tarian Serimpi walaupun inti dari tarian masih sama. Tarian Serimpi di Kesultanan Yogyakarta digolongkan menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Sedangkan di Kesultanan Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan. Walaupun sudah tercipta sejak lama, tarian ini baru dikenal khalayak banyak sejak 1970-an. Karena sebelumnya terkekang oleh tembok keraton.

Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia, yaitu : (1) Grama (api), (2) Angin (udara), (3) Toya (air), (4) Bumi (tanah). Sebagai tari klasik istana di samping bedhaya, tari Serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta. Serimpi merupakan seni yang adhiluhung serta dianggap pusaka Kraton. Tema yang ditampilkan pada tari Serimpi sebenarnya sama dengan tema pada tari Bedhaya Sanga, yaitu menggambarkan pertikaian antara dua hal yang bertentangan antara baik dan buruk, antara benar dan salah, antara akal manusia dan nafsu manusia.

Tema perang dalam tari Serimpi,menurut RM Wisnu Wardhana, merupakan falsafah hidup ketimuran. Peperangan dalam tari Serimpi merupakan simbolik pertarungan yang tak kunjung habis antara kebaikan dan kejahatan. Bahkan tari Serimpi dalam mengekspresikan gerakan tari perang lebih terlihat jelas karena dilakukan dengan gerakan yang sama dari dua pasang prajurit melawan prajurit yang lain dengan dibantu properti tari berupa senjata. Senjata atau properti tari dalam tari putri antara lain berupa : keris kecil atau cundrik, jebeng, tombak pendek, jemparing dan pistol.

Pakaian tari Serimpi mengalami perkembangan. Jika semula seperti pakaian temanten putri Kraton gaya Yogyakarta, dengan dodotan dan gelung bokornya sebagai motif hiasan kepala, maka kemudian beralih ke “kain seredan”, berbaju tanpa lengan, dengan hiasan kepala khusus yang berjumbai bulu burung kasuari, gelung berhiaskan bunga ceplok dan jebehan. Karakteristik pada penari Serimpi dikenakannya keris yang diselipkan di depan silang ke kiri. Penggunaan keris pada tari Serimpi adalah karena dipergunakan pada adegan perang, yang merupakan motif karakteristik Tari Serimpi.

Disamping keris digunakan pula “jembeng” ialah sebangsa perisak. Bahkan pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwana VII dijumpai pula tari Serimpi dengan alat perang pistol yang ditembakkan kearah bawah, pada akhir abad ke-19. Pola iringan tari Serimpi adalah gendhing “sabrangan” untuk perjalanan keluar dan masuknya penari dibarengi bunyi musik tiup dan genderang dengan pukulan irama khusus. Pada bagian tarinya mempergunakan gendhing-gendhing tengahan atau gendhing ageng yang berkelanjutan irama ketuk 4, kemudian masuk ke gendhing ladrang kemudian ayak-ayak beserta srebegannya khusus untuk iringan perang.

Tari Serimpi Sangopati(karya : Sinuhun Pakubuwono IX)

Tarian Srimpi Sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Serimpi sangopati. Kata sangapati itu sendiri berasal dari kata “sang apati” sebuah sebutan bagi calon pengganti raja.

Ketika Pakubuwono IX memerintah kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1861-1893, beliau berkenaan merubah nama Sangapati menjadi Sangupati.

Hal ini dilakukan berkaitan dengan suatu peristiwa yang terjadi di masa pemerintahan beliau yaitu pemerintah Kolonial Belanda memaksa kepada Pakubuwono IX agar mau menyerahkan tanah pesisir pulau Jawa kepada Belanda. Disaat pertemuan perundingan masalah tersebut Pakubuwono IX menjamu para tamu Belanda dengan pertunjukan tarian Serimpi Sangopati.

Sesungguhnya sajian tarian Serimpi tersebut tidak hanya dijadikan sebagai sebuah hiburan semata, akan tetapi sesungguhnya sajian tersebut dimaksudkan sebagai bekal bagi kematian Belanda, karena kata sangopati itu berarti bekal untuk mati. Oleh sebab itu pistol-pistol yang dipakai untuk menari sesungguhnya diisi dengan peluru yang sebenarnya. Ini dimaksudkan apabila kegagalan, maka para penaripun telah siap mengorbankan jiwanya.

Maka ini tampak jelas dalam pemakaian “sampir” warna putih yang berarti kesucian dan ketulusan.Pakubuwono IX terkenal sebagai raja amat berani dalam menentang pemerintahan Kolonial Belanda sebagai penguasa wilayah Indonesia ketika itu.

Sebetulnya sikap berani menentang Belanda dilandaskan atas peristiwa yang menyebabkan kematian ayahnya yaitu Pakubuwono VI (pahlawan nasional Indonesia) yang meninggal akibat hukuman mati ditembak Belanda saat menjalani hukuman dibuang keluar pulau Jawa saat Pakubuwono VI meninggal Pakubuwono IX yang seharusnya menggantikan menjadi raja saat itu masih berada didalam kandungan ibunda prameswari GKR Ageng disebabkan masih dalam kandungan usia 3 bulan.

Maka setelah Pakubuwono ke VI meninggal yang menjadi raja Pakubuwono VII adalah paman Pakubuwono IX ketika Pakubuwono VII meninggal yang menggantikan kedudukan sebagai raja adalah paman Pakubuwono IX sebagai Pakubuwono VII. Baru setelah Pakubuwono VIII meninggal Pakubuwono menuruskan IX meneruskan tahta kerajaan ayahandanya Pakubuwono VI sebagai raja yang ketika itu beliau berusia 31 tahun.

Setelah Pakubuwono IX meninggal 1893 dalam usia 64 tahun beliau digantikan putranya Pakubuwono X atas kehendak Pakubuwono X inilah tarian Srimpi Sangupati yang telah diganti nama oleh ayahanda Pakubuwono IX menjadi srimpi Sangapati , dengan maksud agar semua perbuatan maupun tingkah laku manusia hendaknya selalu ditunjukkan untuk menciptakan dan memelihara keselamatan maupun kesejahteraan bagi kehidupan. Hal ini nampak tercermin dalam makna simbolis dari tarian srimpi sangopati yang sesungguhnya menggambarkan dengan jalan mengalahkan hawa nafsu yang selalu menyertai manusia dan berusaha untuk saling menang menguasai manusia itu sendiri.

Salah satu kekayaan Keraton kasunanan Surakarta ini tengah diupayakan konservasinya adalah berbagai jenis tarian yang sering menghiasi dan menjadi hiburan pada berbagai acara yang digelar di lingkungan keraton. Dari berbagai jenis tarian tersebut yang terkenal sampai saat ini adalah tari Serimpi Sangupati. Penamaan Sangupati sendiri ternyata merupakan salah satu bentuk siasat dalam mengalahkan musuh.

Tarian ini sengaja di tarikan sebagai salah satu bentuk politik untuk menggagalkan perjanjian yang akan diadakan dengan pihak Belanda pada masa itu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar pihak keraton tidak perlu melepaskan daerah pesisir pantai utara dan beberapa hutan jati yang ada, jika perjanjian dimaksudkan bisa digagalkan.

Tarian Serimpi Sangaupati sendiri merupakan tarian yang dilakukan 4 penari wanita dan di tengah-tengah tariannya dengan keempat penari tersebut dengan keahliannya kemudian memberikan minuman keras kepada pihak Belanda dengan memakai gelek inuman.

Ternyata taktik yang dipakai sangat efektif, setidaknya bisa mengakibatkan pihak Belanda tidak menyadari kalau dirinya dikelabui. Karena terlanjur terbuai dengan keindahan tarian ditambah lagi dengan semakin banyaknya minuman atau arak yang ditegak maka mereka (Belanda) kemudian mabuk. Buntutnya, perjanjian yang sedianya akan diadakan akhirnya berhasil digagalkan. Dengan gagalnya perjanjian tersebut maka beberapa daerah yang disebutkan diatas dapat diselamatkan.

Namun demikian yang perlu digarisbawahi dalam tarian ini adalah keberanian para prajurit puteri tersebut yang dalam hal ini diwakili oleh penari serimpi itu. Karena jika siasat itu tercium oleh Belanda, maka yang akan menjadi tumbal pertama adalah mereka para penari tersebut.

Boleh dibilang mereka adalah prajurit di barisan depan yang menjadi penentu berhasil dan tidaknya misi menggagalkan perjanjian tersebut. Sehingga untuk mengaburkan misi sebenarnya yang ada dalam tarian tersebut maka nama tari itu disebut dengan Serimpi Sangaupati yang diartikan sebagai sangu pati.

Saat ini Serimpi Sangaupati masih sering ditarikan, namun hanya berfungsi sebagai sebuah tarian hiburan saja. Dan adegan minum arak yang ada dalam tari tersebut masih ada namun hanya dilakukan secara simbol saja, tidak dengan arak yang sesungguhnya.

Perjanjian antara Keraton Kasunanan Surakarta dengan pihak Belanda tersebut yang terjadi sekitar tahun 1870-an.

MACAM – MACAM TARI SERIMPI YOGYAKARTA

Tari Serimpi Cina

Salah satu jenis tari putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ada kekhususan pada tari Serimpi cina, yaitu busana para penari menyesuaikan dengan pakaian cina.

Tari Serimpi Pistol

Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VII. Kekhususan tarian ini terletak pada properti yang digunakan yaitu pistol.

Tari Serimpi Padhelori

Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VI dan VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan cundrik. Membawakan cerita petikan dari “Menak”, ialah perang tanding Dewi Sirtu Pelaeli dan dewi Sudarawerti, sebagaimana dikisahkan dalam syair vokalianya. Tari Serimpi Padhelori mempergunakan lagu pengiring utama Gending Pandhelori.

Tari Serimpi Merak Kasimpir

Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan jemparing. Gending yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Merak Kasimpir adalah Gending Merak Kasimpir.

Tari Serimpi Pramugari

Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, merupakan hasil ciptakan Sultan Hamengku Buwana VII. Tarian ini menggunakan properti pistol. Gending yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Pramugrari adalah Gending Pramugrari.

Tari Serimpi Renggawati

Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana V. Penari Serimpi Renggawati berjumlah 5 orang. Membawakan cerita petikan dari “Angling Darmo” yang magis, dengan menggunakan tambahan properti sebatang pohon dan seekor burung mliwis putih.
READ MORE - Sejarah Tarian Serimpi

Sejarah Tari Selampir Delapan

Seni Tari : Sejarah Tari Selampir Delapan


Asal usul Tari Selampir Delapan – Tari selampit delapan merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi.
Tari Selampir Delapan 

Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah Jambi.

Asal usul Tari Selampir Delapanpertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. Pria kelahiran Padang Sidempuan 7 Juli 1941 ini memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhasil menangkap pesan terdalam dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi.

Tari pergaulan ini pertama kali dimainkan oleh delapan orang dengan menggunakan sumbu kompor sebanyak 8 tali yang diikat atau digantung pada loteng. Ceylon memberi nama tarian tersebut dengan nama “Tari Selampit Delapan” yang merujuk pada 8 tali yang digunakan dalam tarian. Sahabat Ceylon yang bernama O.K. Hendrik kemudian menyarankan untuk mengganti sumbu kompor dengan syal supaya tari yang dimainkan tampak lebih menarik. Usulan tersebut disetujui oleh Ceylon, sehingga dalam setiap kesempatan pementasan Tari Selampit Delapan, syal digunakan sebagai media tari sampai sekarang.

Tari Selampit Delapan banyak ditampilkan pada kegiatan-kegiatan pesta, seperti pesta adat dan promosi budaya

Dalam Tari Selampit Delapan para penonton dapat menyaksikan gerakan yang luwes yang disuguhkan oleh para penari. Tarian dibuka dengan gerakan jongkok lalu memutar sembari menghaturkan salam sembah pada penonton sebagai rasa hormat. Hal ini menjadi salah satu ciri khas dalam tari-tarian Melayu. Para penari melakukan gerakan salam sebagai penghargaan terhadap penonton atas kesediaannya menyaksikan persembahan tari mulai dari awal hingga selesai.
READ MORE - Sejarah Tari Selampir Delapan

Sejarah tari sekapur sirih

Tari Tradisional : Sejarah tari sekapur sirih
Tari-tarian Daerah Jambi
Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya dengan tari Melayu.

Sejarah tari sekapur sirih

Tari Sekapur Sirih, Merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi.
Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.
Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu.
Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal.
Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris.
Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang.

Asal usul tari sekapur sirih – Tari Sekapur Sirih merupakan kesenian tari selamat datang yang diperuntukan kepada tamu-tamu besar. Tarian sekapur sirih berasal dari Provinsi Jambi dan Riau.Selain itu tari sekapur sirih juga terkenal di malaysia sebagai tarian wajib kepada tamu besar
Asal usul tari sekapur sirih memiliki makna Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.
Tari sekapur sirih menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal.
Propetri atau alat yang digunakan tari sekapur sirih :

Cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih
  • payung
  • keris
  • Pakaian: baju kurung /adat Jambi
  • iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang
READ MORE - Sejarah tari sekapur sirih

Sejarah Tari Yapong Betawi


Tarian Tradisional : Sejarah Tari Yapong


Tari Yopong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.
Satu jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan. Yapong bukan tari pergaulan seperti Jaipongan, yang berasal dari Jawa Barat, namun kemudian dalam perkembangannya kadang kala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara menari sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi.

Sejarah Tari Yapong

Yapong mula-mula diorbitkan dalam rangka mempersiapkan acara peringatan HUT Kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI menyiapkan sebuah pergelaran tari massal yang spektakuler dengan mempergelarkan cerita . perjuangan Pangeran Jayakarta. Pergelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan penggarapannya kepada seniman Bagong Kussudiarjo. Untuk mempersiapkan pergelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi melalui perpustakaan, film, slide maupun langsung pada masyarakat Betawi. Akhirnya pergelaran tari ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 di Balai Sidang Senayan. Pementasannya didukung 300 orang artis dan musikus.

Tari Yapong merupakan suatu tari gembira dengan gerakan yang dinamis dan erotis. Dalam adegan tersebut dipertunjukkan suasana gembira menyambut kemenangan Pangeran Jayakarta. Adegan ini dinamai Yapongdan tidak mengandung arti apapun. Namun istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah "ya-pong" dan berkembang menjadi Yapong.

Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiarjo dan Dinas Kebudayaan DKl Jakarta seusai pementasan menggubah tari Yapong dari bentuk sendratari dan mengembangkannya sebagai tarian lepas. Adapun corak pakaian yang dikenakan para penarinya, merupakan pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Tampak jelas bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang disebut toka-toka. Tari Yapongdiwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop, antara lain unsur tari daerah Sumatera. Karena kesenian Betawi dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala. Alat musik yang digunakan saat tarian ini dipergelarkan adalah campuran antara Betawi, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Setelah menjadi tarian lepas, dalam tarian tersebut. DKl Jakarta memanfaatkan instrumen Rebana Biang, Rebana Hadroh, dan Rebana Ketimpring. Dengan demikian tari Yapongmerupakan garapan kreasi baru yang bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.

READ MORE - Sejarah Tari Yapong Betawi

Sejarah Tari Topeng Betawi

Seni Tari : Sejarah Tari Topeng Betawi
Tari Topeng Betawi


Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.

Asal usul sejarah tari topeng – Tarian Topeng, salah satu ciri khas budaya tari di Indonesia. Jakarta merupakan hasil perpaduan antara budaya masyarakat ada di dalamnya. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan Cina seperti Jaipong yang mengunakan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Namun Jakarta boleh dikatakan daerah yang paling dinamik kerana mempunyai seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamik selain seni tari lama.

Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep. Ada pengaruh budaya Sunda, namun memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng betawi memakai bahasa Betawi. Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand

Sejarah Tari Topeng Betawi

Di Jakarta dan sekitarnya (Batavia en Ommelanden) dalam buku W.L. Ritter dan E. Hardouin yang dicetak tahun 1872 menyebut bahwa ada suatu permainan yang popular waktu itu.

Yang disebut “Klein Maskerspel” yaitu suatuStraatvertoningen (tontonan jalanan ) yang diduga berasal dari Topeng Babakan Cirebon.
Pendapat para tokoh Tari Betawi, secara teknis ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penari Topeng Betawi agar dapat menghasilkan gerak yang tepat dan benar demi terwujudnya kesatuan gerak tubuh yang estetis dan harmonis yaitu
Gandes (luwes),
Ajar (ceria) dan
Lincah tanpa beban sewaktu menari.
Disamping itu masih ada ketentuan-ketentuan lain yang harus dipenuhi sewaktu menarikan topeng Betawi yaitu mendek, dongko, ngengkreg, madep, megar, ngepang dan lain-lain.
Dalam perkembangannya kini tari Topeng Betawi muncul sebagai pertunjukan tersendiri, kemudian kita kenai sekarang macam-macam tari Topeng Betawi seperti
  • Tari Lipet Gandes,
  • Tari Topeng Tunggal,
  • Tari Enjot-enjotan,
  • tari Gegot,
  • tari Topeng Cantik,
  • tari Topeng Putri,
  • tari Topeng Ekspresi,
  • tari Kang Aji,
  • dan lain-lain.
Mungkin ke dinamisan jenis tari ini membuka celah kemungkinan pengembangan lebih lanjut tanpa menghilangkan sumber ilham dan rohnya yaitu tari Topeng Betawi.
Dapat kita lihat munculnya para penata tari baru yang dihasilkan oleh para penata tari tersebut., yang mengembangkan tari Topeng Betawi dengan berbagai kreatifitas. Muncullah tari-tari kreasi baru seperti:
Tari Ngarojeng,
Tari Doger Amprok,
Tari Gitek Balen
Semoga Bermanfaat Dan Menambah Wawasan !
Referensi : Dinas Kebudayaan Dan Permuseuman Propinsi DKI Jakarta, Ikhtisar Kesenian Betawi, 2003
Sumber : Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
READ MORE - Sejarah Tari Topeng Betawi

Sejarah Tari Andun Bengkulu

Seni Tari : Sejarah Tari Andun Bengkulu

Tari-tarian Daerah Bengkulu

Tari Andun

Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang dihormati.

Sejarah Tari Andun Bengkulu

Asal usul sejarah tari andun – Tari Andun adalah salah satu kesenian tarian rakyat yang berasal dari daerah Bengkulu, sumatra dan dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang.

Makna Asal usul sejarah tari andunadalah sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat, khususnya bujang gadis.
READ MORE - Sejarah Tari Andun Bengkulu

Sejarah Tari Merak


Seni Tari : Sejarah Tari Merak
Tari Merak 

Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau.

Sejarah Tari Merak

Sejarah Tari Merak Jawa Barat – Sejarah Tari Merak sebenarnya berasal dari bumi Pasundan ketika pada tahun 1950an seorang kareografer bernama Raden Tjetjep Somantri menciptakan gerakan Tari Merak.

Sesuai dengan namanya Sejarah Tari Merak Jawa Barat merupakan implentasi dari kehidupan burung Merak. Utamanya tingkah merak jantan ketika ingin memikat merak betina.

Gerakan merak jantan yang memamerkan keindahan bulu ekornya ketika ingin menarik perhatian merak betina tergambar jelas dalam Tari Merak.

Kostum yang dipakai oleh penari dalam menampilkan Sejarah Tari Merak Jawa Barat. Warna kostum yang dipakai oleh para penari biasanya sesuai dengan corak bulu burung merak.

Selain itu, kostum penari juga dilengkapi dengan sepasang sayap yang mengimpletasikan bentuk dari bulu merak jantan yang sedang dikembangkan.

Dalam Sejarah Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari gerakan yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri dengan adanya perubahan kareografi yang dibuat oleh Dra. Irawati Durban Arjon.

Sejarah Tari Merak tidak hanya sampai disitu karena pada tahun 1985 gerakan Tari Merak kembali direvisi.

Dalam pertunjukannya Sejarah Tari Merak Jawa Barat biasanya ditampilkan secara berpasangan dengan masing – masing penari memerankan sebagai merak jantan atau betina.

Dengan iringan lagu gending Macan Ucul para penari mulai menggerakan tubuhnya dengan gemulai layaknya gerakan merak jantan yang sedang tebar pesona.

Gerakan merak yang anggun dan mempesona tergambar dari gerakan Tari Merak yang penuh keceriaan dan keanggunan.

Sehingga tak heran jika Tari Merak sering digunakan untuk menyambut pengantin pria atau sebagai hiburan untuk tamu dalam acara pernikahan.

Selain itu Tari Merak juga banyak ditampilkan dalam event – event baik yang bertaraf nasional dan internasioan karen akeindahan gerakan Tari Merak .

READ MORE - Sejarah Tari Merak

Sejarah Tari Topeng Kuncaran

Seni Tari Tradisional : Sejarah Tari Topeng Kuncaran
Tarian-tarian daerah Jawa Barat

Tari Topeng Kuncaran

Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.

Sejarah Tari Topeng Kuncaran


Asal usul sejarah tari topeng – Tarian Topeng, salah satu ciri khas budaya tari di Indonesia. Jakarta merupakan hasil perpaduan antara budaya masyarakat ada di dalamnya. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan Cina seperti Jaipong yang mengunakan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Namun Jakarta boleh dikatakan daerah yang paling dinamik kerana mempunyai seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamik selain seni tari lama.


Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep. Ada pengaruh budaya Sunda, namun memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng betawi memakai bahasa Betawi. Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand

Artikel yang terkait dengan Asal usul sejarah tari topeng : Sejarah tari topeng, tari topeng betawi,tari topeng jawa barat, tari topeng cirebon, sejarah tari topeng betawi, Asal usul sejarah tari topeng, tari topeng bali, sejarah tari topeng cirebon, tari topeng kuncaran

READ MORE - Sejarah Tari Topeng Kuncaran

Sejarah Tari Tor Tor

Seni Tari Indonesia : Sejarah Tari Tor Tor

Tari Tor Tor 

Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam suasana khusuk.

Tari tor - tor adalah salah satu jenis tari yang berasal dari suku batak di Sumatera Utara. Menurut salah satu pakar tari Tor Tor dan juga mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010, tari Tor Tor sudah menjadi budaya Batak sejak abad ke 13. Jika anda mendengar ada sebuah tari yang akan diklaim oleh Malaysia waktu dekat ini, ya tarian tor tor ini. 

Sejarah Tari Tor Tor 

Menurut sejarahnya, tor tor sudah ada sejak abad ke 13 di Sumatera Utara. Nenek moyang orang Mandailing diperkirakan berasal dari suku Karen yang tinggal di perbatasan Burma dan Myanmar. Tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Di masa lalu, tari ini dilakukan oleh patung-patung batu yang telah dimasuki roh. Roh itu menggerakkan batu seperti menari namun dengan gerakan yang kaku. 
Ada beberapa jenis tari tor - tor . Ada tor - tor Pangurason atau tari pembersihan yang digelar pada saat membersihkan tempat sebelum adanya pesta agar diberi kelancaran dan dijauhkan dari mara bahaya. Selain itu ada juga yang dinamakan Tor Tor Sipitu Cawan atau Tari Tujuh Cawan yang digelar pada saat pengukuhan raja yang menceritakan tentang tujuh bidadari yang mandi di GunungPucuk Buhit. Apabila sebuah desa dilanda musibah, maka pada tanggal musibah tersebut akan digelar tarian Tor Tor dengan maksud meminta petunjuk atas masalah tersebut. 

Tata Gerak dan alat musik Tari Tor Tor 
Tari Tor Tor termasuk sangat sederhana dalam hal gerakan. Para penari tor tor cukup membuat gerakan tangan yangcukup terbatas dengan gerakankaki jinjit-jinjit mengikuti iringan musik yang disebut sebagai magondangi yang terdiri dari alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain. Selengkapnya bisa melihat video berikut ini. 

Tata Busana Tari Tor Tor 
Tata busana tari tor tor termasuk sangat sederhana. Pria dan wanita yang ingin menarikan tari tor tor cukup mengenakan baju biasa yang dikenakan saat pesta. Baju ini dilengkapi dengan aksesoris berupa tenunan khas batak yang bernama Ulos. Ulos yang digunakan ada dua jenis, yakni ulos yang berupa ikat kepala dan ulos yang berupa selendang. Motif selendang ulos yang digunakan tergantung dari pesat apa yangsedang digelar. Dengan properti busana yang sangat sederhana seperti ini membuat semua orang yang menghadiri suatu pesta dapat menari tor tor bersama-sama.
READ MORE - Sejarah Tari Tor Tor

SEJARAH TARI SEUDATI


Seni Tari Aceh : Sejarah TARI SEUDATI

Tari Seudati


Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.

SEJARAH TARI SEUDATI

Tari Seudati pada mulanya tumbuh di desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Kemudian berkembang ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Tari Seudati berasal dari kabupaten Pidie. Seudati termasuk salah satu tari tradisional Aceh yang dilestarikan dan kini menjadi kesenian pembinaan hingga ke tingkat Sekolah Dasar. Tari Seudati berasal dari kataSyahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa kata seudati berasal dari kata seurasi yang berarti harmonis atau kompak. Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Penganjur Islam memanfaatkan tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian ini dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara bersama.
Pada mulanya tarian seudati diketahui sebagai tarian pesisir yang disebut ratoh atau ratoih, yang artinya menceritakan, diperagakan untuk mengawali permainan sabung ayam, atau diperagakan untuk bersuka ria ketika musim panen tiba pada malam bulan purnama. Dalam ratoh, dapat diceritakan berbagai hal, dari kisah sedih, gembira, nasehat, sampai pada kisah-kisah yang membangkitkan semangat. Ulama yang mengembangkan agama Islam di Aceh umumnya berasal dari negeri Arab. Karena itu, istilah-istilah yang dipakai dalam seudati umumnya berasal dari bahasa Arab. Diantaranya istilah Syeh yang berarti pemimpin, Saman yang berarti delapan, dan Syair yang berarti nyayian. Tari Seudati sekarang sudah berkembang ke seluruh daerah Aceh dan digemari oleh masyarakat. Selain dimanfaatkan sebagai media dakwah, Seudati juga menjadi pertunjukan hiburan untuk rakyat.
Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.
Salah satu ciri tarian Seudati adalah dapat dipertandingkan anatara dua kelompok yang dimainkan berganti-ganti untuk dinilai pihak mana yang lebih unggul. Ini merupakan faktor pendorong bagi kampung-kampung untuk menghidupkan kesenian ini ditempatnya. Organisasinya sangat sederhana, yaitu diketahui oleh seorang “ABU SAMAN” atau Peutua. Sedangkan pimpinan permainan dipimpin oleh seorang Syeh.
Kata Seudati itu sendiri berasal dari bahasa Arab “Syahadatain” atau “Syahadati” yang bermakna “doa pengakuan”. Orang yang berniat masuk ke
dalam agama Islam mereka harus mengucapkan kalimat ini. Yaitu mengaku bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH dan Nabi MUHAMMAD utusan ALLAH. Bila kita menyelidiki lebih jauh dapat diketahui bahwa tarian ini
pada mulanya bukanlah sebuah tarian, akan tetapi suatu retus upacara agama dan dilaksanakan sambil duduk.
Namun dari manakah tari ini sebenarnya berasal? Tari ini berasal dari Aceh Pidie. Awal mulanya dikembangkan di desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Lalu berkembang ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh

READ MORE - SEJARAH TARI SEUDATI

FESTIVAL JAILOLO 2013

Seni tari : FESTIVAL JAILOLO 2013

JAKARTA—Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat akan mengadakan acara wisata tahunan Festival Teluk Jailolo 2013 untuk mempromosikan potensi wisata, kekayaan alam, budaya dan bisnis di wilayah Jailolo, Halmahera Barat, pada 16-18 Mei dengan target 10.000 pengunjung.

Penyelenggaraan festival tahunan yang kelima itu mendapatkan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Juga menarik perhatian swasta.
Kadin (Kamar Dagang dan Industri), kata Adi Sulistio, Ketua Komite Tetap Pariwisata Kadin, mengatakan Kadin juga tertarik di bidang tourism trading invesment (TTI). Adanya pelaksanaan festival tersebut, kata Adi, banyak berdampak untuk promosi daerah itu.

Selama ini, katanya, orang mengenal Bali dan Yogya. Kadin berharap Festifal Teluk Jailolo, katanya, menarik tidak hanya turis domestik juga luar negeri.

“Dengan banyak orang mengenal Jailolo dapat meningkatkan hubungan pengusaha setempat dan pengusaha domsetik dan luar negeri. Goalnya mendatangkan investasi ke sana untuk membangun hotel, restoran dan banyak infrastruktur lainnya. Ini bisa memajukan ekonomi lokal,” kata Adi disela-sela acara pertemuan pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (22/4.2013).

Sementara itu, Bupati Halmahera Barat Namto H.Roba mengatakan dengan kehadiran Kadin menyaksikan kegiatan tersebut dapat melihat peluang investasi. Menurut Nanto, jumlah hotel di daerahnya masih terbatas baru terdapat dua hotel, 15 penginapan, 75 home stay. “Ini peluang bagi Kadin ,” kata Nanto.

Kegiatan yang berlangsung selama hari itu sarat dengan kegiatan. Bagi pencinta wisata alam, FTJ menawarkan berbagai acara menarik seperti spice parade, spice expo, menyusuri perkebunan rempah-rempah, lomba memancing, lomba renang, lomba mendayung, fun diving yang diajak menanam karang laut, ritual laut Sigofi Ngolo.

Di teluk Jailolo, kata Namto, terdapat kurang lebih 15 sport diving. Lalu cultural party di pinggir pantai untuk menikmati pesta makanan adat bresama masyarakat lokal dengan membakar ikan sebanyak 10 ton. wisatapesta budaya. Sedangkan bagi penggemar adat istiadat akan ada pertunjukan tarian tradisional, acara makan makanan tradisional berama, upacara adat khas Jailolo, dan parade geroba sapi.

Sebagai puncak acara, pertunjukan musikal drama dan tari yang mengambil tempat di panggung di atas laut dengan tema Sasadu on the Sea, karya Eko Supriyanto, Oleg Sanchabakhtiar dan Simas Leimena. Selain keterlibatan seniman dan budayawan Indonesia, festival tersebut juga akan dimeriahkan oleh Noah, salah satu grup band papan atas yang mendukung pariwisata Indonesia.

Festival tahunan yang bertema The Treasure of Golden spice Islands itu ditargetkan untuk memecahkan dua rekor MURI yaitu panggung festival pertama di atas laut dan pengiriman postcard terbanyak.

Jailolo, Halmahera Barat, berjarak tempuh 3 jam naik pesawat dari Jakarta-Ternate, setelah itu naik boat selama 45 menit.

Sumber : http://web.bisnis.com/festival-jailolo-2013-kadin-dukung-target-10000-pengunjung
READ MORE - FESTIVAL JAILOLO 2013

Sanggar Tari Agen Pelestari Budaya

Seni Tari dan Budaya : Sanggar Tari Agen Pelestari Budaya

KOMPAS/RINI KUSTIASIH
Ilustrasi: Kelompok seni tarling Candra Kirana pimpinan Djana Partanain (76) tampil dalam Pentas Evaluasi Pewarisan di halaman Keraton Kacirebonan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (23/4/2013). Dalam acara itu, pewarisan seni itu dilakukan secara simbolis, yakni dengan penyerahan sertifikat kepada generasi yang lebih muda. Harapannya agar seni itu bisa terus lestari di tangan generasi muda berikutnya. Selain menyanyikan lagu-lagu klasik, dalam pentas itu grup Candra Kirana juga membawakan drama berjudul "Sugih Dadakan" atau Mendadak Kaya.



MALANG, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Malang, Jawa Timur, Ida Ayu Wahyuni, mengatakan, sanggar tari merupakan salah satu agen pelestari seni dan budaya, terutama seni tradisional.

"Budaya dan seni tradisional ini jarang sekali diperlihatkan ke publik. Oleh karena itu keberadaan sanggar tari ini berperan penting untuk melestarikan tari dan seni budaya tradisional yang sekarang mulai tergerus budaya instan," kata Ida Ayu di Malang, Sabtu (27/4/2013).

Ida Ayu mengatakan, sanggar tari di Kota Malang itu menjadi salah satu harapan sebagai agen pelestari budaya tradisional yang tak lekang dimakan zaman, yang terus menerus menawarkan budaya-budaya instan dan kontemporer.

Mengenai upaya pemkot untuk melestarikan seni dan budaya tradisional, di samping mengandalkan sanggar-sanggar tari yang ada di daerah itu, Ida Ayu mengatakan, melalui berbagai festival dan pagelaran budaya yang menjadi agenda tahunan Pemkot Malang.

Salah satu festival yang diselenggarakan untuk melestarikan seni dan budaya tradisional itu di antaranya adalah Festival Padang Bulan, yang digelar Sabtu ini mulai pukul 19.00 WIB di Balai Kota Malang.

Lebih lanjut Ida mengatakan, dalam festival tersebut yang akan ditampilkan adalah berbagai tarian tradisional, pesta lampion, tari dolanan, jaranan, reog kendang, serta teaterikal gerak dan lagu (drama tari).

Sebenarnya, kata Ida, Disparbud juga sering mengadakan festival atau lomba tari di berbagai even dan para pemenang festival itulah yang akan mengisi acara Festival Padang Bulan. Dan, yang belum mendapat kesempatan dalam Festival Padang Bulan bisa tampil di Gedung Kesenian Malang (DKM).

Pelestarian budaya dan seni tradisional itu tidak hanya berhenti pada Festival Padang Bulan saja, tapi juga akan dilanjutkan dengan Parade Tari Topeng Malangan yang digelar Senin (29/4/2013), dengan start dari Universitas Negeri Malang (UM) menuju Kantor Perpustakaan Kota Malang.

"Parade tari topeng Malangan ini termasuk kolosal, karena pesertanya sekitar seribu orang penari. Kami berharap berbagai upaya yang kami lakukan ini akan mampu menjaga kelestarian budaya nusantara," paparnya.

Selain Festival Padang Bulan dan Parade Tari Topeng Malangan, agenda tahunan Kota Malang yang bersentuhan dengan budaya adalah Festival Kendedes. 

Sumber :http://regional.kompas.com/read/2013/04/27/07312062/Sanggar.Tari.Agen.Pelestari.Budaya
READ MORE - Sanggar Tari Agen Pelestari Budaya

Drama Wayang Sumpah Abimanyu, Menuju Opera Terbaik Dunia

Seni Budaya Indonesia : Drama Wayang “Sumpah Abimanyu”, Menuju Opera Terbaik Dunia

Pementasan The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka di bawah binaannya, membawakan lakon (sumber: Ist.)
Jakarta - Indonesia berkepentingan menjaga dan melestarikan beragam seni budaya, agar terus dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.

Untuk itu, perlu adanya serangkaian kebijakan serta upaya yang terencana, komprehensif, dan terintegrasi dari semua elemen.

Menurut Ketua Umum Himpunan Seni Budaya bangsa Indonesia (HISBI), Erman Suparno, melestarikan seni budaya bangsa, khususnya seni tradisional Indonesia, bukan semata-mata menjadi kepentingan dan tanggungjawab pemerintah. Tetapi juga kewajiban semua lapisan masyarakat, termasuk para senimannya.

Hal ini terkait dengan rencana pementasan The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka di bawah binaannya. Membawakan lakon Sumpah Abimanyu (The 13th Day of Barathayuda), yang akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Selasa 30 April 2013 pukul 20.00 WIB.

Opera Wayang Sumpah Abimanyu sebelumnya sukses dipentaskan dan sempat membuat terharu sekitar 1.000 orang penonton, di Taman Budaya Yogyakarta, 22 Desember 2012.

The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka, adalah sebuah penyajian seni tradisional dalam kemasan baru. Perpaduan wayang orang, wayang kulit, seni musik, seni rupa dan teater modern, yang didukung oleh 150 seniman dan disajikan dalam bahasa Indonesia.

Pentas Selasa (30/4) mendatang, menghadirkan para bintang panggung dari Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Diantaranya Dewi Sulastri (Dewi Utari), Ali Marsudi (Abimanyu), Agus Prasetyo (Resi Bisma), Eny Sulistyowati (Srikandi), Ida Riyani (Sembodro), Siti Maryuni (Kunti), Koko Sudarmaji (Resi Durna), Achmad Dipoyono (Gatotkaca), Irwan Riyadi (Basukarna), Bathara (Sumitra), dan puluhan pemain pendukung lainnya. Didukung para penari dan pemusik alumnus perguruan tinggi seni, yang memiliki reputasi dan prestasi dunia.

Mencontoh Totalitas Kabuki
Erman Suparno, mengambil contoh totalitas seniman Kabuki (kesenian tradisi Jepang yang mengedepankan unsur musik atau lagu, tarian dan akting). Jepang itu negera maju dan modern.

”Meski demikian mereka tetap menjaga kelestarian, keutuhan budaya tradisinya. Totalitas para senimanKabuki itu bisa menjadi acuan bagi kita. Meski Jepang sudah canggih, tapi tetap melestarikan budaya tradisionalnya hingga usianya empat ratus tahun lebih,” ujar mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu.

Bila dibanding Jepang, khasanah seni dan budaya Indonesia justru lebih kaya. Bangsa Indonesia lebih dari 300 kelompok etnik. Ada lebih dari 1.340 suku. Potensi ini yang menjadikan bangsa ini sangat kaya dengan keragaman budaya bila dibanding bangsa manapun.

”Bila potensi ini mampu kita eksplor secara maksimal maka akan mejadi kekuatan kultural bagi bangsa ini,” ucap dia.

Sebagai generator HISBI, bagi Erman, menjadi keharusan mendukung berbagai upaya para seniman, termasuk apa yang sudah dilakukan oleh para seniman yang tergabung di Swargaloka Art and Culture Foundation. “Swargaloka selama ini dinilai berhasil menggiatkan seni tradisi dengan berbagai strateginya," imbuh Erman.

Upaya kreatif yang terus membuka cakrawala pemikiran kita. Menyajikan seni tradisionil dengan kemasan baru kolosal dan spektakuler. Memadukan wayang orang, wayang kulit, seni musik, seni rupa, teater modern, dengan sentuhan multimedia, dan memakai pengantar bahasa Indonesia,” ujar salah satu Pembina Swargaloka Art and Culture Foundation, yang juga dosen di beberapa universitas ini.

Untuk mendukung gerakan kebudayaan ini, The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka, juga sempat melibatkan beberapa artis penyanyi, aktor, aktris film, dan komedian. Diantaranya Sruti Respati, Inul Daratista, Endah Laras, Ageng Kiwi, Ray Sahetapy, Pong Hardjatmo, Eddie Adelia, Yaty Surachman, Didi Nini Thowok, Marwoto, dan para artis lainnya.

Sumber : http://www.beritasatu.com/budaya/110645-drama-wayang-sumpah-abimanyu-menuju-opera-terbaik-dunia.html
READ MORE - Drama Wayang Sumpah Abimanyu, Menuju Opera Terbaik Dunia

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Seni Indonesia : Institut Seni Indonesia Yogyakarta 

Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau yang disingkat ISI Yogyakarta adalah sebuahperguruan tinggi seni negeri yang terdapat di Kota Yogyakarta, Indonesia. Tepatnya di Jl. Parangtritis Km. 6, kelurahan desa Panggungharjo, kecamatan Sewon, kabupaten Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Institut ini mengkhususkan pada pendidikan di bidang seni, yang terkelompok ke dalam tiga fakultas, yakni: fakultas seni rupa, fakultas seni pertunjukan, dan fakultas seni media rekam. ISI Yogyakarta juga telah memiliki Program Pasca Sarjana yang memiliki program S2 dan S3 untuk penciptaan seni dan pengkajian seni. ISI Yogyakarta dibentuk pada 30 Mei 1984 berdasar keputusan Presiden RI No.39/1984 dan diresmikan pada 23 Juli 1984 dengan Prof. Drs. But Muchtar sebagai rektor pertama. ISI dibentuk setelah dilakukannya penggabungan sejumlah sekolah tinggi kesenian yaitu: Akademi Musik Indonesia (AMI), Akademi Seni Rupa Indonesia (STSRI ASRI) dan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI).

Sejarah


Sebelumnya ketiga sekolah tinggi seni berdiri sendiri-sendiri. ASRI, berdiri pada tahun 1950 yang semula berstatus Akademi berkembang menjadi Sekolah Tinggi pada tahun 1968 dengan nama STSRI "ASRI". AMI lahir pada 1963 diawali Sekolah Musik Indonesia (SMIND) pada 1952. Sedangkan ASTI merupakan kelanjutan dari Konservatori Tari Indonesia (KONRI) yang muncul pada tahun 1961. Pada tahun 1973 ketiga pimpinan sekolah tinggi tersebut sepakat membentuk sebuah lembaga pendidkan tinggi seni. Dan akhirnya terbentuklah ISI Yogyakarta pada 1984.

Awalnya ISI Yogyakarta memiliki tiga fakultas yaitu:
Fakultas Kesenian (FK) yang merupakan gabungan unsur ASTI dan AMI.
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) perwujudan dari STSRI "ASRI" dan.
Fakultas Non Gelar Kesenian (FNGK) untuk program pendidikan Strata 0, sebagai penghasil tenaga/praktisi seni. Fakultas ini akhirnya ditutup berdasarkan keputusan rektor ISI Yogyakarta tahun 1991.

Tahun 1993, Fakultas Kesenian diubah namanya menjadi Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), Fakultas Seni Rupa dan Desain dibah namanya menjadi Fakultas Seni Rupa (FSR). Disusul satu fakultas lagi yaitu, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) pada 1994.

Program Pascasarjana S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni dibuka tahun 2004. Sementara Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni S3 dibuka sejak tahun 2006. Pada tahun 2010 program pasca sarjana membuka Program Magister Tata Kelola Seni. Dan yang terbaru pada tahun ajaran baru 2012-2013 ini dibuka jurusan D3 Animasi, yang masuk dalam Fakultas Seni Media Rekam.

Di era industri kreatif saat ini, ISI Yogyakarta menjadi yang utama dalam mencetak insan profesional di bidang seni dan industri kreatif. Seniman, desainer, fotografer, artis, aktor, pengelola galeri, pengusaha seni, dan pekerja-pekerja seni dari ISI Yogyakarta menempati pos-pos strategis baik dalam percaturan seni dan industri kreatif di tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional.

Fakultas dan Program Studi

1. Fakultas Seni Pertunjukan
  • Jurusan Tari
  • Jurusan Karawitan
  • Jurusan Musik
  • Jurusan Teater
  • Jurusan Etnomusikologi
  • Jurusan Pedalangan

2. Fakultas Seni Rupa
  • Jurusan Seni Murni(Seni Lukis, Seni Patung, dan Seni Grafis).
  • Jurusan Kriya
  • Jurusan Desain (Desain Interior dan Desain Komunikasi Visual )
  • Jurusan Fashion (D-3)

3. Fakultas Seni Media Rekam
  • Jurusan Fotografi
  • Jurusan Film & Televisi
  • Jurusan Animasi (D-3)

4. Program Pasca Sarjana
  • Magister Penciptaan & Pengkajian Seni (S-2)
  • Magister Tata Kelola Seni (S-2)
  • Doktor Penciptaan & Pengkajian Seni (S-3)
Situs Resmi : http://isi.ac.id
READ MORE - Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Kurikulum Baru Berlaku 15 Juli 2013

Seni Budaya : Kurikulum Baru Berlaku 15 Juli 2013


Jakarta, Padek—Setelah melalui berbagai pro dan kontra, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi lampu hijau atas pelak­sanaan kurikulum 2013. Secara res­mi, kurikulum baru tersebut mulai diberlakukan pada 15 Juli men­datang atau untuk mulai ajaran 2013/2014.

“Pada prinsipnya Pak Presiden memberikan arahan, kurikulum 2013 tetap jalan Juli nanti untuk 2013/2014,” kata Mendikbud Mo­ham­mad Nuh usai rapat terbatas di Kantor Presiden, kemarin (2/4). Menurut Nuh, presiden telah me­nyetujui konsep dasar, metodologi, hingga materi kurikulum 2013.

Namun, SBY meminta persiapan menjelang pemberlakuan kurikulum baru tersebut dilakukan dengan lebih matang.

Persiapan tersebut menyangkut pelatihan guru, penyiapan buku, monitoring, hingga evaluasi. Presiden juga berpesan agar pelaksanaan kurikulum baru tidak membenani masyarakat. “Artinya buku ini dibagikan secara cuma-cuma, gratis kepada siswa,” ungkap Nuh.

Mantan Menkominfo itu melanjutkan, kurikulum baru tersebut tidak lantas diberlakukan secara serentak di seluruh daerah di Indonesia. Pelaksanaan kurikulum tetap bertahap dan terbatas. “Bertahap itu maknanya, tidak kelas 1-6 SD, lalu SMP dan SMK tidak. Tapi, dimulai SD kelas 1-4. SMP dimulai kelas 1, MTs kelas 1, SMA juga kelas 1. Itu bertahap,” kata Nuh.

Presiden juga menginstruksikan Kemendikbud untuk menghitung dengan cermat jumlah guru yang akan mengikuti pelatihan terkait implementasi kurikulum tersebut. Sebab, hal tersebut lebih krusial dibanding menghitung jumlah buku. “Untuk buku seribu atau dua ribu cetaknya, itu persiapannya sama. Makanya beliau (presiden) meminta berapa pelatihan untuk guru itu. SD saja 148 ribu, sehingga 10 persennya saja sudah 15 ribu, memang size-nya,” urainya.




Setiba di kantor Kemendikbud, Nuh langsung menggelar rapat pimpinan tentang pematangan persiapan implementasi kurikulum bersama jajaran pejabat eselon 1 terkait. Usai rapim, Nuh mengatakan, masih ada kalangan anggota DPR yang keberatan terhadap implementasi kurikulum. “Terutama yang diberatkan itu anggaran untuk pelatihan guru dan pengadaan buku,” katanya.

Meskipun begitu Nuh tetap berpegang dengan hasil rapat bersama DPR akhir Desember lalu. “Tidak ada alasan sekarang menahan anggaran kurikulum. Karena Komisi X DPR sudah mengesahkan anggaran Kemendikbud di APBN 2013,” katanya. Dalam anggaran yang mencapai Rp 73 triliun itu, sebagian dialokasikan untuk kepentingan kurikulum. Dia menegaskan, ada atau tidak ada program kurikulum baru, pengadaan buku dan pelatihan guru mesti tetap ada. “Sekarang kalau kurikulumnya baru, masa buku lama yang dicetak,” tandasnya.

Anggota Komisi X Herlini Amran tidak sependapat dengan pernyataan Nuh itu. Dia mengatakan, selama pembahasan APBN 2013 bersama Komisi X, Kemendikbud sama sekali tidak pernah menyinggung urusan kurikulum baru.

Politisi PKS itu menyebutkan bahwa buku baru yang akan dicetak Kemendikbud berjumlah 72,8 juta eksemplar dengan anggaran Rp 1,2 triliun. “Kalau benar program buku itu rutin setiap tahun, kita tidak pernah menerima laporannya. Kami menuding kurikulum baru ini permainan proyek,” tandasnya.

Percetakan pemenang tender pengadaan buku baru, nantinya akan diuntungkan dengan kebijakan ini. Sementara percetakan buku-buku yang sudah telanjur mencetak buku-buku kurikulum lama dalam jumlah besar, bakal merugi.

Wamendikbud Musliar Kasim mengatakan, inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum tersebut disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi masa depan.

Karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

Tematik-integratif artinya, materi ajar tidak disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertentu, melainkan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik menyediakan keleluasaan dan kedalaman implementasi kurikulum, serta menawarkan kesempatan sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.

Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.

Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.(ken/wan/sof/jpnn)

Sumber : http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=42168
READ MORE - Kurikulum Baru Berlaku 15 Juli 2013

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Seni Budaya Indonesia © 2011 | Template by Blogger Templates Gallery collaboration with Life2Work